GAMBARAN PENCIPTAAN ALAM SEMESTA dan
CERITA TENTANG NABI ADAM AS.



























Gambar 1 : Simbol Gambaran Tuhan yang tidak terbatas





Gambar 2 : Makhluk pertama yang dikenal dengan akal-satu atau nur-Muhammad

GAMBARAN PENCIPTAAN ALAM SEMESTA dan
CERITA TENTANG NABI ADAM AS.



























Gambar 1 : Simbol Gambaran Tuhan yang tidak terbatas





Gambar 2 : Makhluk pertama yang dikenal dengan akal-satu atau nur-Muhammad













































Gambar 3: Penciptaan makhluk kedua = Akal Dua












































Gambar 4 : Penciptaan makhluk ketiga : akal tiga












































Gambar 5: Penciptaan makhluk ke empat : Akal empat











































Gambar 6 : Penciptaan akal-akal berikutnya sampai dengan akal terakhir













































Gambar 7. Penciptaan Makhluk Barzakh sebagai alam antara


Gambar 7 : Penciptaan alam barzakh (Makhluk antara)









































Gambar 8. Penciptaan Alam materi



Gambar 8:Penciptaan Materi oleh Akal terakhir melalui makhluk antara (barzakh)








































Gambar 9. Penciptaan Planet-planet dan isinya di alam materi, salah satunya Bumi












































Gambar 10. Surga dan neraka terdapat di alam Barzakh











































Gambar 11. Peniupan Ruh manusia dari akal terakhir ke alam materi melewati barzakh.









































Keterangan Tambahan:
KETERANGAN TAMBAHAN
- Gambar dan jarak tidak menunjukkan kematerian, melainkan hanya menggambarkan posisi maknawi atau hakikat yang tidak bersifat material.
- Semua akibat (lingkaran yang lebih kecil) selalu terjadi di dalam diri/zat sebabnya (lingkaran yang lebih besar). Dengan demikian, alam atau makhluk materi terjadi di dalam zat makhluk Barzakh, dan Barzakh terjadi di dalam diri Akal-terakhir, dan keduanya terjadi di dalam diri Akal berikutnya, dan begitu seterusnya sampai pada Diri Tuhan yang Maha Tidak Terbatas.
- Kata ”dalam” pada kalimat di atas (”dalam diri/zat sebabnya”), bukan menunjukkan ruang dan tempat materi. Tapi menunjukkan maqom dan posisinya secara hakikat non materi. Oleh karenanya hal itu tidak bisa dibayangkan secara gambaran materi, dan menggambarkan secara materi bisa menyebabkan kemusyrikan bila mana non materi yang dibayangkan secara materi itu adalah Zat Tuhan Yang Maha Tidak Terbatas dan Maha Ghaib.
- Sewaktu ruh nabi Adam as dihembuskan oleh Akal-terakhir ke dalam tubuh materinya yang ada di bumi, maka ruh tersebut melewati dan membentangi surga, neraka dan materi, dan kala itulah Tuhan memperkenankan nabi Adam as. untuk melihat dan menikmatinya sebagai bekal dan pelajaran manakala ia nanti turun ke bumi secara sempurna. Oleh karena itu semua kejadian yang dialami nabi Adam as. sebelum turun ke bumi, terjadi pada waktu ruh nabi Adam as sudah dihembuskan ke badannya dimana dengan itu ia mulai bernafas, tapi masih belum bangun dari tidurnya yang pertama itu. Jadi semuanya terjadi dalam mimpi suci nabi Adam as yang biasa disebut juga sebagai wahyu.
- Dalam pengkasyafan itu (baca: melihat dan menikmati surga), Tuhan juga bermaksud untuk menunjukkan segala kenikmatan akhirat, malaikat dan termasuk musuh masa depannya, yakni Iblis.
- Dalam pengajaran pertama itulah terjadi semua kejadian yang kita kenal dengan peristiwa nabi Adam as sebelum turun ke bumi. Dimulai dari pengajaran Tuhan kepada nabi Adam as tentang nama-nama, kemudian perintah Tuhan kepada para malaikat untuk sujud kepada nabi Adam as., lalu semua bersujud kecuali Iblis, lalu Iblis dikeluarkan dari surga, lalu Iblis merayu nabi Adam as. untuk makan buah terlarang, lalu nabi Adam as tergoda, lalu auratnya terbuka, lalu ia bertaubat dan taubatnya diterima Tuhan, sampai pada akhirnya nabi Adam as. dikeluarkan dari surga.
- Karena ruh manusia (nabi Adam as.) membentang antara makhluk Akal, barzakh dan materi, maka ia memiliki tiga tingkaran tersebut. Yakni tingkatan akal (akal ini terbagi dua bagian: hakiki, dimana hanya dimiliki oleh orang yang sudah fana dari materi dan surga; dan belum hakiki dimana dimiliki oleh kebanyakan manusia), kemudian tingkatan surga-neraka (baca: keinginan suci/baik dan buruk, halmana diisyarahi oleh Tuhan dengan firmanNya: fa alhamaha fujuraha wa taqwaha); dan kemudian yang paling akhir adalah tingkatan badaniah dimana bertugas mengatur semua aktifitas badaniahnya.
- Ketika Iblis diusir dari surga maka ia masih bisa menggoda nabi Adam as, melalui pintu hawa nafsunya alias keinginan buruk yang ada pada setiap manusia itu.
- Keluarnya nabi Adam dari surga berarti bangunnya ia dari mimpinya yang pertama, bukan diusir secara hina dan dari suatu tempat (surga) ke tempat lain (bumi). Tapi dari tempat pengajaran di alam ruh, ke kesadarannya dari tidur pertamanya yang berisikan pengajaran itu.
- Jadi menurunkannya ke bumi, sama dengan, menyadarkan dari tidurnya yang pertama setelah ia dihidupkan dengan peniupan ruh kedalam badannya. Dengan kata lain turun ke bumi itu adalah memasuki tahap akhir penciptaannya dimana permulaannya adalah pembuatan badannya dari tanah di bumi (bukan di surga), lalu setelah sempurna, peniupan ruh ke dalam badannya tersebut, lalu kemudian pengajarannya untuk membekalinya dengan bekal pertama, lalu penyadarannya dari tudurnya tersebut.
- Dengan penjelasan di atas maka dapat dimengerti bahwa Iblis setelah dikeluarkan dari surga tidak masuk lagi ke dalamnya untuk menggoda nabi Adam as. karena Tuhan sudah mengeluarkannya dan Ia Maha Kuasa untuk mencegah Iblis apabila ia ingin masuk kembali ke surga. Jadi Iblis menggoda nabi Adam as. dari luar surga alias tajalli neraka yang berupa hawa nafsu yang ada pada setiap manusia, karena di situlah Iblis bisa menjumpai nabi Adam as, karena maqom Iblis dan manusia di hawa nafsu ini adalah sama dan satu derajat.
- Dan karena tergodanya nabi Adam as. dalam mimpi atau kasyaf atau wakyu, maka tidak termasuk dosa. Jadi taubatnya nabi Adam as itu bukan dari dosa, karena semuanya, baik salah dan taubatnya , terjadi dalam mimpinya tersebut. Dan ketika bangunpun, istighfarnya nabi Adam as. bukan dari dosa, karena alasan di atas, tapi dari perasaan bersalah lantaran telah mendengar bisikan Iblis dalam mimpi wahyunya itu, dan taubatnya ini sebagai adab dan akhlak di hadapan Tuhannya, mirip dengan orang yang kaget lalu mengucap astaghfirullah.













































Gambar 3: Penciptaan makhluk kedua = Akal Dua












































Gambar 4 : Penciptaan makhluk ketiga : akal tiga












































Gambar 5: Penciptaan makhluk ke empat : Akal empat











































Gambar 6 : Penciptaan akal-akal berikutnya sampai dengan akal terakhir













































Gambar 7. Penciptaan Makhluk Barzakh sebagai alam antara


Gambar 7 : Penciptaan alam barzakh (Makhluk antara)









































Gambar 8. Penciptaan Alam materi



Gambar 8:Penciptaan Materi oleh Akal terakhir melalui makhluk antara (barzakh)








































Gambar 9. Penciptaan Planet-planet dan isinya di alam materi, salah satunya Bumi












































Gambar 10. Surga dan neraka terdapat di alam Barzakh











































Gambar 11. Peniupan Ruh manusia dari akal terakhir ke alam materi melewati barzakh.









































Keterangan Tambahan:
KETERANGAN TAMBAHAN
- Gambar dan jarak tidak menunjukkan kematerian, melainkan hanya menggambarkan posisi maknawi atau hakikat yang tidak bersifat material.
- Semua akibat (lingkaran yang lebih kecil) selalu terjadi di dalam diri/zat sebabnya (lingkaran yang lebih besar). Dengan demikian, alam atau makhluk materi terjadi di dalam zat makhluk Barzakh, dan Barzakh terjadi di dalam diri Akal-terakhir, dan keduanya terjadi di dalam diri Akal berikutnya, dan begitu seterusnya sampai pada Diri Tuhan yang Maha Tidak Terbatas.
- Kata ”dalam” pada kalimat di atas (”dalam diri/zat sebabnya”), bukan menunjukkan ruang dan tempat materi. Tapi menunjukkan maqom dan posisinya secara hakikat non materi. Oleh karenanya hal itu tidak bisa dibayangkan secara gambaran materi, dan menggambarkan secara materi bisa menyebabkan kemusyrikan bila mana non materi yang dibayangkan secara materi itu adalah Zat Tuhan Yang Maha Tidak Terbatas dan Maha Ghaib.
- Sewaktu ruh nabi Adam as dihembuskan oleh Akal-terakhir ke dalam tubuh materinya yang ada di bumi, maka ruh tersebut melewati dan membentangi surga, neraka dan materi, dan kala itulah Tuhan memperkenankan nabi Adam as. untuk melihat dan menikmatinya sebagai bekal dan pelajaran manakala ia nanti turun ke bumi secara sempurna. Oleh karena itu semua kejadian yang dialami nabi Adam as. sebelum turun ke bumi, terjadi pada waktu ruh nabi Adam as sudah dihembuskan ke badannya dimana dengan itu ia mulai bernafas, tapi masih belum bangun dari tidurnya yang pertama itu. Jadi semuanya terjadi dalam mimpi suci nabi Adam as yang biasa disebut juga sebagai wahyu.
- Dalam pengkasyafan itu (baca: melihat dan menikmati surga), Tuhan juga bermaksud untuk menunjukkan segala kenikmatan akhirat, malaikat dan termasuk musuh masa depannya, yakni Iblis.
- Dalam pengajaran pertama itulah terjadi semua kejadian yang kita kenal dengan peristiwa nabi Adam as sebelum turun ke bumi. Dimulai dari pengajaran Tuhan kepada nabi Adam as tentang nama-nama, kemudian perintah Tuhan kepada para malaikat untuk sujud kepada nabi Adam as., lalu semua bersujud kecuali Iblis, lalu Iblis dikeluarkan dari surga, lalu Iblis merayu nabi Adam as. untuk makan buah terlarang, lalu nabi Adam as tergoda, lalu auratnya terbuka, lalu ia bertaubat dan taubatnya diterima Tuhan, sampai pada akhirnya nabi Adam as. dikeluarkan dari surga.
- Karena ruh manusia (nabi Adam as.) membentang antara makhluk Akal, barzakh dan materi, maka ia memiliki tiga tingkaran tersebut. Yakni tingkatan akal (akal ini terbagi dua bagian: hakiki, dimana hanya dimiliki oleh orang yang sudah fana dari materi dan surga; dan belum hakiki dimana dimiliki oleh kebanyakan manusia), kemudian tingkatan surga-neraka (baca: keinginan suci/baik dan buruk, halmana diisyarahi oleh Tuhan dengan firmanNya: fa alhamaha fujuraha wa taqwaha); dan kemudian yang paling akhir adalah tingkatan badaniah dimana bertugas mengatur semua aktifitas badaniahnya.
- Ketika Iblis diusir dari surga maka ia masih bisa menggoda nabi Adam as, melalui pintu hawa nafsunya alias keinginan buruk yang ada pada setiap manusia itu.
- Keluarnya nabi Adam dari surga berarti bangunnya ia dari mimpinya yang pertama, bukan diusir secara hina dan dari suatu tempat (surga) ke tempat lain (bumi). Tapi dari tempat pengajaran di alam ruh, ke kesadarannya dari tidur pertamanya yang berisikan pengajaran itu.
- Jadi menurunkannya ke bumi, sama dengan, menyadarkan dari tidurnya yang pertama setelah ia dihidupkan dengan peniupan ruh kedalam badannya. Dengan kata lain turun ke bumi itu adalah memasuki tahap akhir penciptaannya dimana permulaannya adalah pembuatan badannya dari tanah di bumi (bukan di surga), lalu setelah sempurna, peniupan ruh ke dalam badannya tersebut, lalu kemudian pengajarannya untuk membekalinya dengan bekal pertama, lalu penyadarannya dari tudurnya tersebut.
- Dengan penjelasan di atas maka dapat dimengerti bahwa Iblis setelah dikeluarkan dari surga tidak masuk lagi ke dalamnya untuk menggoda nabi Adam as. karena Tuhan sudah mengeluarkannya dan Ia Maha Kuasa untuk mencegah Iblis apabila ia ingin masuk kembali ke surga. Jadi Iblis menggoda nabi Adam as. dari luar surga alias tajalli neraka yang berupa hawa nafsu yang ada pada setiap manusia, karena di situlah Iblis bisa menjumpai nabi Adam as, karena maqom Iblis dan manusia di hawa nafsu ini adalah sama dan satu derajat.
- Dan karena tergodanya nabi Adam as. dalam mimpi atau kasyaf atau wakyu, maka tidak termasuk dosa. Jadi taubatnya nabi Adam as itu bukan dari dosa, karena semuanya, baik salah dan taubatnya , terjadi dalam mimpinya tersebut. Dan ketika bangunpun, istighfarnya nabi Adam as. bukan dari dosa, karena alasan di atas, tapi dari perasaan bersalah lantaran telah mendengar bisikan Iblis dalam mimpi wahyunya itu, dan taubatnya ini sebagai adab dan akhlak di hadapan Tuhannya, mirip dengan orang yang kaget lalu mengucap astaghfirullah.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Komentar Anda

 
Login by Admin